Harga Sawit Naik - Harga CPO 2016 Belum Pulih

Harga Sawit Naik - Harga CPO 2016 Belum Pulih, Minyak Sawit Mentah alias crude palm oil (CPO) cukup bertenaga di tahun 2015. Badai El Nino hingga program biodiesel Indonesia mendukung kenaikan harga CPO. Mengutip Bloomberg, Jumat (31/12) harga CPO kontrak pengiriman Maret 2016 di Malaysia Derivative Exchange turun tipis 0,4% menjadi RM 2.485 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya.

CPO berhasil mencatat kenaikan sebesar 11,18% di tahun 2015. Pergerakan harga CPO bertolak belakang dengan pelemahan harga komoditas lainnya terutama minyak. Padahal, harga minyak mentah dunia berpotensi menyeret CPO.

Harga sawit kemungkinan besar masih stagnan dan sangat sulit naik. Hal ini dipengaruhi harga minyak dan gas bumi yang tidak kunjung naik juga. Faktor lain penyebab stagnannya harga sawit adalah masih lesunya kondisi ekonomi negara-negara yang menjadi tujuan ekspor CPO atau minyak mentah kelapa sawit.

Memasuki 2016, diramalkan harga sawit naik dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan harga ini terjadi karena 2016 ini produksi CPO diprediksi menurun. Selain akibat anomali cuaca, tahun ini kebun kelapa sawit banyak memasuki umur replanting. Baik Indonesia maupun Malaysia, cukup luas kebun yang memasuki usia replanting.

Prediksi akan semakin naik apabila ditinjau dari sisi produksi CPO yang menurun akibat El Nino. Anomali cuaca tersebut akan mengganggu proses pembungaan dan pembuahan kelapa sawit. Tren perbaikan harga Tandan Buah Segar di Riau sudah terjadi beberapa pekan terakhir.





Kekhawatiran utama di tahun 2016 terkait dengan harga sawit dunia adalah perlambatan perekonomian di tiongkok yang bisa membenamkan harga CPO maupun menurunnya konsumsi CPO dunia. Mengingat Tiongkok merupakan Negara terbesar kedua di dunia yang menjadi Negara strategis untuk tujuan ekspor.

Data menunjukan bahwa harga CPO terus mengalami penurunan sejak tahun 2011 silam. Di tahun 2011 harga CPO masih sempat menyentuh level RM 3.927 per tonnya. Dan terus mengalami penurunan hingga akhir tahun 2015 ini. Di tahun 2015 ini, harga CPO sempat menyentuh level tertinggi di kisaran RM 2.487 per ton, dan pernah menyentuh level terendahnya di harga RM 1.800 per ton.

Pekan ini saja, harga TBS umur 10 tahun sampai 20 tahun naik Rp 23,29 per kilogram. Hingga 5 Januari mendatang harga TBS umur 10 tahun sampai 20 tahun sudah mencapai Rp 1.395.98. Minggu sebelumnya harga TBS memang sempat turun Rp 21,02 per kilogram. Tapi penurunan ini terjadisetelah sebelumnya naik Rp 39,00 per kilogram untuk umur 10-20 tahun.

Tahun 2016 ini harga kelapa sawit diramalkan naik. Secara global, sawit memang bersaing dengan minyak kedelai. Tapi produksi kedelai ini masih rendah. Petani kelapa sawit juga tidak perlu khawatir meskipun tahun lalu serapan pasar impor kurang.

Banyak analis yang merasa khawatir jika penurunan harga minyak mentah dunia ikut menurunkan harga komoditas, termasuk sawit di tahun 2016 nanti. Dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang masih lambat, pasokan yang melimpah dikhawatirkan akan membuat harga minyak mentah terus mengalami penurunan.

Dalam jangka pendek setidaknya di kuartal pertama, saya memperkirakan harga CPO masih akan berada dalam rentang RM 2.300 hingga RM 2.500 per tonnya. Di tahun 2016 jika skenario tekanan harga CPO terjadi, saya melihat potensi turunnya di kisaran RM 1.800 per ton tetap ada. Sementara itu potensi harga CPO naik terbatas pada harga RM 2.630 per ton.

Untuk menghadapi berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), menurut Achmad, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hal ini mengingat industri kelapa sawit Indonesia sudah lebih dulu mengalami liberalisasi. Untuk itu, pemerintah harus mengatur dan mengawasi pekerja di perkebunan dengan lebih baik. Hal ini dilakukan agar para pekerja lokal tidak kalah dibanding tenaga asing.

Itulah Harga Sawit Naik - Harga CPO 2016 Belum Pulih.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »